Kepingan Rindu dari Aku “Aku kejar kamu! Dasar centil! Hahaha...” Aku berlari mengejar keponakanku yang berusia sekitar lima tahun itu Dirinya berlari menuju ke pendopo restoran itu, tempat dimana keluarga kami berkumpul. Terlalu asyik berlari, aku bahkan tidak memperhatikan sekitarku dan tidak sadar ketika tiba-tiba menabrak seseorang. “Maaf..” Maafku terpenggal tatkala aku melihat wajah orang yang berhasil menarik paksa bahagaiaku mengejar keponakanku. Persis seperti tiga tahun lalu, kala orang itu berhasil menarik paksaku dari kewarasanku. Bibir tipisnya membentuk lengkungan tipis yang membuat kedua sudut matanya tertarik ke atas. Senyuman manis, sama seperti dulu, yang bahkan tidak pernah dia tunjukkan kepadaku. Senyuman yang sejak dulu menjadi canduku, favorit bagiku. Senyuman yang selalu saja mampu melumpuhkan separuh inderaku. Demi Tuhan. Aku bahkan lupa kapan terakhir kali melihat senyuman itu ditujukan padaku. Bahkan kurasa, tidak pernah. Yang aku ingat hanyalah:...